Kehadiran Budi Tongkat (Butong) di Kegiatan Motivasi Sukses dari Tokoh Inspiratif (13/11) ditanggapi antusias oleh warga SMP Negeri 179 Jakarta. Buat Butong, cacat tubuhnya bukan penghalang baginya dalam meraih kesuksesan. Motto inilah yang disampaikan beliau di depan para siswa, guru, karyawan, dan perwakilan orang tua.
Nama lengkapnya Budi Sukri Dharma. Ia biasa dipanggil Budi oleh keluarga dan teman-temannya. Ia mulai mendapat panggilan Butong (Budi Tongkat) dari teman-temannya di Institut Kesenian Jakarta, tempat dia menuntut ilmu seni lukis.
Pria kelahiran Jakarta, 2 Desember 1975 ini, menempuh pendidikan formal di Jakarta. Beliau alumni SMPN 179 angkatan 1988. Pria yang hobinya melukis ini pernah mengenyam pendidikan Seni Rupa di IKJ tetapi tidak sampai tamat. Sarjana Psikologi dari Universitas Gunadarma sekarang berprofesi sebagai seniman
Bakat melukis didapat bermula dari coba-coba dan keisengan. Tidak ada bakat khusus dari keluarga. Lantas hobi ini ditekuni dengan banyak belajar secara otodidak. Banyak juga ilmu yang dia dapat dari para seniman di Yogyakarya tempat Butong tinggal.
Dalam perjalanan hidupnya, Butong aktif dalam berbagai disiplin seni, termasuk fotografi, mural, seni pertunjukan, dan kuratorial. Sejak 2009, aktif mengadvokasi hak-hak penyandang disabilitas di bidang seni melalui komunitas Difabel and Friends dan kemudian mendirikan Jogja Disability Arts (JDA) pada 2020.
Beberapa prestasi dan pencapaian Bapak Sukri Budi Dharma (Butong) adalah mendirikan dan memimpin Jogja Disability Arts (JDA). Pada tahun 2020, beliau mendirikan komunitas JDA untuk mendukung seniman disabilitas. JDA telah menjadi platform yang aktif membangun jaringan seniman disabilitas di Indonesia. Butong merupan kurator dan ketua pameran di Jogja International Disability Arts Biennale (JIDAB). Pada 2021, Beliau menjabat sebagai kurator dan ketua pameran untuk acara seni internasional ini, yang menampilkan karya seniman disabilitas dari berbagai negara. Butong pernah mengorganisir dan berpartisipasi dalam proyek mural bersama seniman dari Inggris melalui program yang didukung British Council, seperti Connection Through Culture. Butong aktif membuat proyek riset dan pengembangan seni. Termasuk di antaranya penyusunan buku panduan untuk pameran seni yang ramah disabilitas.
Butong juga mendapat pengakuan di tingkat Internasional. Beliau pernah berpartisipasi dalam acara seperti DaDaFest International di Inggris, sebuah festival seni yang mendukung seniman penyandang disabilitas.
Buat Butong yang paling berjasa dalam kehidupannya adalah orang tuanya. Terutama ibunya. Beliau berusaha berpikir positif dan tak pernah larut dalam sedih berkepanjangan meratapi kekurangannya Baginya hidup akan semakin bermakna jika ia bisa berbagi ilmu dengan orang banyak. Ada juga dari perjalanan hidupnya hal yang membuatnya paling tidak menyenangkan, yaitu ketika tidak semangat dan tidak produktif.
Ketika ditanya apa harapannya untuk generasi muda sekarang. Ia bilang “Tetap dicari tujuan hidup dalam karirnya,agar bisa tahu arah kehidupannya mau kemana dan bisa sukses di masa depan”
Kegiatan interaktif ini sangat menarik ketika Butong mencoba menjawab pertanyaan dari beberapa siswa dan guru. Yang tak kalah seru adalah aksi melukis Butong di tas kanvas. Hanya dalam hitungan tidak sampai 2 menit, Butong mampu menghasilkan lukisan bunga yang cantik.
Meski hidup sebagai seorang penyandang disabilitas, Butong cukup produktif berkarya dan menjadi inspirator hebat untuk orang banyak. Luar biasa! Bagaimana menurut Anda?
(Supkarwati)
Copyright © 2024 – SMPN 179 Jakarta.
All Rights Reserved. Made with by Tim Web OneJoeLan